Senin, 31 Agustus 2009

Pelecehan Kartun Nabi Muhammad

NEW YORK - Editor buku yang mencantumkan beberapa gambar ilustrasi Nabi Muhammad, akhirnya manarik gambar kartun tersebut dari buku itu. Penarikan gambar tersebut merupakan upaya mencegah protes dari kalangan Muslim.


Buku "The Cartoons That Shook the World" yang diterbitkan Yale University Press pada November tahun lalu itu sempat memicu protes dari Muslim dunia.
Pengarang buku, Jytte Klausen, seorang professor politik Brandeis University di Waltham, Massachusetts enggan menyetujii permintaan penarikan kartun itu dari buku.

"Secara pribadi, saya sedih karena ada sesuatu yang hilang jika buku tidak dipublikasikan tanpa ilustrasi," kata Klausen seperti dikutip AFP, Senin (31/8/2009).

Ada beberapa ilustrasi Nabi Muhammad lain yang dihilangkan, termasuk ilustrasi yang dibuat pada abad ke-19, Gustave Dore.

Direktur Penerbitan Yale, John Donatich membuat keputusan itu setelah berkonsultasi dengan para diplomat, intelijen, dan akademisi.

"Ini sudah menjadi isu keamanan," tandasnya sambil menambahkan bahwa dia juga mengkhawtirkan keamanan para pekerja Yale.

Kartun Nabi Muhammad pernah muncul pada September 2005 di sebuah surat kabar Denmark. Kondisi tersebut memunculkan protes dari Muslim dunia. Demonstrasi yang terjadi di Pakistan pada Februari 2006, bahkan memakan enam korban tewas.

Yale pada pertengahan Agustus ini meminta pendapat dari berbagai ahli. Setelah itu Yale memutuskan untuk menghilangkan 12 gambar kartun Nabi Muhammad dari buku tersebut.

Pejabat Kesekretariatan PBB Ibrahim Gambari, menyatakan," Anda dapat menghitung kekerasan jika ilustrasi itu dipublikasikan. Ini akan mengakibatkan kerusuhan, saya prediksi dari Indonesia hingga Nigeria."

Intelektual Barat

Penghinaan atas Nabi di Denmark menunjukkan kekalahan intelektual mereka menghadapi geliat Islam di negeri tersebut. Tidak mungkin mereka menghinakan Nabi Muhammad Saw kecuali setelah mereka merasa terancam oleh kehadiran Islam yang masuk akal dan sesuai dengan fitrah tersebut. Mereka tak mampu berdebat dengan para pengemban dakwah yang menjamur di negeri tersebut.

Hari ini, perkembangan Islam di Denmark cukup pesat. Banyak diantara para pemuda dan para pelajar mereka yang mulai berinteraksi dengan para pengemban dakwah. Satu persatu diantara mereka masuk Islam. Bahkan, kaum Muslim Denmark pun berani bersuara membela Islam dan kaum Muslim. Termasuk di dalamnya kerinduan mereka terhadap bersatunya umat Islam di bawah payung Khilafah [baca; Hizbut Tahrir Gencar di Denmark, Pihak Penguasa Minta Awasi Para Remaja dan Anak Muda].

Demikianlah penghinaan atas kaum Muslim terus terjadi tanpa ada satu pun yang menghentikannya. Hal tersebut memperjelas hilangnya harga diri dan wibawa umat yang telah didaulat oleh Allah Swt sebagai umat yang terbaik. Tetapi gelar tersebut hari ini hilang akibat kaum Muslim melupakan tugas mulianya.

Berbeda halnya ketika kaum Muslim bersatu padu menegakkan aturan Allah di muka bumi di bawah payung Khilafah, kewibawaan terpancar. Tak ada satu negeri pun yang berani menghadapi umat yang terbaik tersebut. Tetapi ketika Khilafah berhasil dibubarkan setelah sebelumnya umat dirusak pemikirannya, kewibawaan pun hilang. Kaum Muslim malah mengambil ide-ide dari Barat yang telah digunakan sebagai senjatu penghancur umat seperti ide kebebasan. Padahal, Barat atas nama kebebasan berbicara terus menghina dan memfitnah Islam, Nabi dan umatnya hingga hari ini.


Sungguh, kaum Muslim hanya membutuhkan satu kesatuan politik untuk mengembalikan kejayaan dan kewibawaanya. Kesatuan politik itu hanya ada melalui payung Khilafah Rasyidah yang akan mengerahkan segala potensi umat untuk melawan segala tindakan keji kaum kafir dan menegakkan kemuliaan di muka bumi.

Sudahkan kita mengambil bagian untuk bekerja, bahu-membahu dalam mewujudkannya? Yang pasti, diam ataukah bekerjanya kita untuk mengembalikan kekuatan umat ini, Khilafah Rasyidah akan kembali tegak, karena telah dikabarkan oleh Nabi Saw. "Kemudian akan ada masa Khilafah yang sesuai metode kenabian...(Okz/syb/sbl)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar