Sabtu, 29 Agustus 2009

Adian Husaini Luncurkan Buku Tentang Pancasila

Peneliti Institute for the Study of Islamic Thought and Civilizations (INSISTS), Dr. Adian Husaini, meluncurkan buku barunya yang berjudul "Pancasila, Bukan untuk Menindas Hak Konstitusional Umat Islam". Peluncuran buku yang diterbitkan oleh Gema Insani Press (GIP) itu berlangsung Sabtu, 29 Agustus 2009, bertempat di Aula Masjid al-Furqan, Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Jalan Kramat Raya 45 Jakarta.


Melalui bukunya, Adian Husaini berusaha menguraikan sejarah kelahiran Pancasila dan polemik penafsiran Pancasila antara berbagai kelompok di Indonesia, baik golongan Kristen, nasionalis sekular, PKI, maupun golongan nasionalis Islam.

Buku ini memuat banyak sekali data-data sejarah, terutama mengungkapkan bagaimana para tokoh pejuang Islam mencoba memperjuangkan aspirasi Islam melalui rumusan dasar negara, khususnya Pembukaan UUD 1945 yang memuat teks Pancasila.

Hasil penelitian penulis menunjukkan, meskipun ”tujuh kata” (dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya) telah dihapuskan dari Piagam Jakarta, tetapi naskah yang sekarang menjelma menjadi Pembukaan UUD 1945 tersebut tetap sangat kental dengan warna pandangan-dunia Islam (Islamic worldview) seperti kata Allah, adil, adab, hikmah, musyawarah.

Hal ini, menurut Adian, bisa dibuktikan dari tanggapan tokoh Katolik Dr. Soedjati Djiwandodo, dalam artikelnya di Suara Pembaruan, 9/2/2004, berjudul "Mukaddimah UUD 1945 Tidak Sakral, Perlu Diganti",yang mengusulkan sudah saatnya Indonesia secara tegas menyatakan diri sebagai negara sekuler.

Ada juga penulis Kristen yang mengakui kekalahan tokoh-tokoh Kristen dan Hindu dalam perumusan Pancasila, dalam menghadapi tokoh-tokoh Islam ketika itu. Maka, yang dilakukan oleh kaum Kristen sepanjang sejarah pasca kemerdekaan, adalah mempertahankan tafsir sekular Pancasila. Padahal, penafsiran semacam itu tidak sesuai dengan pemahaman dan maksud para perumus Pancasila (Pembukaan UUD 1945) dari kalangan tokoh Islam, seperti KH Wahid Hasjim, Haji Agus Salim, Ki Bagus Hadikusumo, Kasman Singodimedjo, dan sebagainya, yang secara gigih mempertahankan aspirasi Islam dalam rumusan Pembukaan UUD 1945. Oleh sebab itu, tidaklah beralasan sama sekali menjadikan Pancasila sebagai alat pemukul dan penindas aspirasi umat Islam. (muslimdaily/inpas)

Buku ini ditulis dengan melakukan riset yang cukup serius terhadap berbagai dokumen dan data sejarah, mengingat akhir-akhir ini ada gejala pada sebagian kalangan untuk mengangkat kembali Pancasila sebagai senjata guna menentang masuknya aspirasi Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti UU Pornografi, UU Makanan Halal, UU Zakat, dan sebagainya. Bahkan, tuduhan-tuduhan anti-Pancasila dan anti-NKRI tak jarang juga dialamatkan kepada umat Islam. Penulis mengingatkan bahwa upaya untuk menyeret Pancasila ke kutub ”netral-agama” (sekular) telah mengalami kegagalan selama Orde Lama dan Orde Baru.

Dr. Adian Husaini, meruapakan peraih gelar doktor Peradaban Islam di Universitas Islam Internasional Malaysia. Ia juga dikenal sebagai penulis produktif yang telah menulis lebih dari 25 judul buku. Bukunya yang berjudul Wajah Peradaban Barat: Dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-Liberal, (GIP, 2005), meraih juara pertama dalam Islamic Book Fair tahun 2006 untuk kategori non-fiksi.(muslimdaily/inpas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar