Selasa, 01 Desember 2009

Perlunya Fair Usage Internet Policy yang Tepat

Fair Usage Policy adalah sebuah aturan yang diberikan oleh penyedia jaringan internet kepada pelanggannya. Perlunya peraturan tersebut adalah untuk memberikan layanan yang sama kepada seluruh pelanggan, dan menghindari kerugian sebagian pelanggan lainnya.

Penyedia jaringan internet memberikan sebuah jalur akses ke internet melalui suatu wadah yang terbatas, terbatas kepada besarnya lalu lintas data yang dikirim (upload) oleh pelanggan dan data yang diterima (download). Standarisasi data-data lalulintas tersebut dikenal dengan istilah "Bandwidth" sedangkan kecepatan lalulintas data diukur dalam bentuk Bit Perdetik (Kbps/Kilobit persecond atau Mbps/Megabit persecond).

Beberapa operator penyedia jaringan internet memiliki Bandwidth yang kecil, sehingga dilakukan beberapa aturan agar kestabilan dan kualitas jaringan internet mereka tidak terganggu. Salah satunya adalah pembatasan jumlah pelanggan, agar lalulintas data tidak selalu penuh dan tidak memperlambat proses lalulintas data. Setiap Bandwidth yang dimiliki operator akan dibagi sebanyak jumlah pelanggan. Terkadang jika seluruh pelanggan memakai jatah Bandwidthnya secara bersamaan pada suatu waktu, jelas akan memperlambat jaringan internet keseluruh pelanggan. Jika hanya separuh pelanggan saja yang online, maka jatah pelanggan yang tidak online pada saat itu akan diberikan kepada pelanggan yang online, sehingga menambah kecepatan menjelajah internet. Istilah "Peak Time" pun muncul untuk menetapkan kapan saja waktu-waktu yang paling sibuk atau waktu dimana seluruh pelanggan online secara bersamaan. Aturan lain yang dilakukan untuk mengatur penggunaan Bandwidth adalah dengan cara memberikan jatah kecepatan tertentu bagi pelanggan, dalam bentuk paket-paket kecepatan internet. Tentu saja semakin cepat paket jaringan maka semakin mahal harganya. Terkadang yang menimbulkan masalah adalah ketika penyedia jaringan internet tidak membatasi kecepatan internetnya bagi pelanggan. Jika seorang pelanggan melakukan download data atau file menggunakan Pear-to-Pear ataupun software Torrent yang menggunakan seluruh Bandwidth yang disediakan operator, maka pelanggan lain yang tidak memakai P2P akan merugi karena terpakainya seluruh lalulintas oleh pengguna P2P tadi. Sebagian penyedia internet mengantisipasi masalah tersebut dengan mendeteksi secara otomatis pengguna internet yang memakai jaringan secara berlebihan sehingga merugikan pelanggan lain. Deteksi tersebut bisa dilakukan dengan cara pemutusan sementara jaringan internet pelanggan yang berlebihan dalam pemakaian Bandwidth.

Bagi jaringan internet di Indonesia, khususnya di Nunukan masalah Fair Usage tersebut boleh dikatakan masih belum maksimal. Dapat dilihat dari kualitas jaringan internet di tiap operator. Jumlah pelanggan yang berlebihan pada Bandwidth yang kecil, sehingga menambah sesak lalulintas internet. Kita pun sebagai pelanggan internet mengerti pentingannya mencari keuntungan operasional penyedia jaringan internet, sama seperti sebuah angkot taksi yang sengaja mencari penumpang sebanyak mungkin kedalam angkotnya agar hanya dalam satu kali jalan untung yang diraup lebih banyak, walau penumpang angkotnya berjejalan didalam dengan tidak nyaman, saling sikut, saling himpit, bahkan saling marah-marah. Jelas sekali keuntungan ada dipihak supir angkot, tetapi kerugiannya ditelan mentah-mentah oleh para penumpang. Ada juga operator yang tidak mengatur kecepatan Bandwidthnya dengan baik, sehingga sangat merugikan pelanggan yang awam yang hanya mengerti cara browsing situs-situs komersil dan sosial saja. Dan para pelanggan yang awam ini adalah mayoritas. Menjaga kualitas suatu produk memang tidak mudah, terkadang butuh pengeluaran besar. Tetapi harus di ingat bahwa perdagangan apapun itu harus saling menguntungkan, bukan malah merugikan satu atau dua pihak lain. Para penyedia jaringan harus memberikan edukasi atau pemahaman yang menyeluruh tentang pentingnya Fair Usage atau penggunaan internet dengan adil kepada pelanggannya, ini sebenarnya untuk keuntungan pihak operator juga dalam masalah kualitas barang dagangannya. Dan mengenti betul tentang berapa besar pelanggan yang dapat menampung seluruh Bandwidthnya, mengerti dan memahami karakter para pelanggannya, apakah seorang internet aktif atau hanya ikut-ikutan. Kemudian membuat sebuah perencanaan yang matang dalam melayani dan memuaskan semua pelanggan. Atau dalam bahasa yang lebih mudah: Menyediakan internet secara Profesional.