Selasa, 25 Agustus 2009

Hotel di Surabaya Bangun Monumen Al-Quran Raksasa dari Coklat

Pelaku jasa perhotelan, Sheraton Hotel and Towers di Surabaya ikut menyemarakkan Bulan Suci Ramadhan 1430 H, dengan membangun monumen Al Quran raksasa seluas 2,4 meter x 2,4 meter berbahan coklat.


“Menariknya, monumen tersebut juga disertai tasbih raksasa yang juga berbahan coklat,” kata Asisten Direktur Makanan dan Minuman Sheraton Surabaya Hotel and Towers, Firman S Permana di Surabaya, Ahad (23/8).

Menurut Firman, awalnya pembuatan kitab suci umat Islam berukuran raksasa itu akan dikerjakan seluas 4 meter x 4 meter. “Setelah mengukur luas area pemajangan Al Quran raksasa yakni di lobi hotel, kami berubah pikiran, karena ukuran awal yang kami desain terlampau besar,” ujarnya.

Firman memperkirakan, kreasi pembuatan Al Quran yang dilakukan bersama timnya beranggotakan tujuh orang koki hotel itu adalah kreasi pertama di Surabaya. “Dari jumlah tersebut, tiga orang merupakan tim artis yang mendesain tampilan monumen religi dan empat orang selanjutnya termasuk tim yang meramu seluruh bahannya,” katanya.

Mengenai bahan, Firman mengaku, hanya menggunakan komposisi bahan seperti membuat kue tart biasa. Namun, bahan yang mendominasi monumen tersebut adalah coklat.

“Bahan ini menghiasi tepi kanan kiri Al Quran raksasa dan butiran tasbih,” katanya.

Firman menambahkan, inspirasi awal pembuatan monumennya merupakan inovasi dari kreasi sebelumnya seperti bedug dan masjid. “Sementara, lama waktu pengerjaannya membutuhkan dua pekan. Rencananya, Al Quran raksasa ini dipajang hingga Ramadhan berakhir,” katanya.

Di tempat tersebut, warga asal Surabaya yang ikut menyaksikan monumen itu, Supriyadi, merasa kagum, karena kreativitas unik itu jarang didapati di tempat lain.

“Meski kagum dengan hasil kreasi hotel ini, saya sangat menyayangkan kenapa kreasi unik ini belum memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia,” katanya.

Sebelumnya, Sabtu malam (22/8), hotel ini juga melakukan hal menarik lain, menyuguhkan tamu hotel yang berbuka puasa perdana dengan iringan musik gambus nan rancak ala Timur Tengah.

Selain itu, juga menghadirkan ragam jajanan pasar untuk takjil, berkonsep Takjil Gendong. Takjil itu dibawa seorang koki berbusana hitam-jingga, mengenakan peci, dan memukul kentongan berbahan bambu untuk mengingatkan tamu berbuka puasa. [ant/www.hidayatullah.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar