Kamis, 10 September 2009

Malaysia, Penghasut SARA Didakwa


Sebuah pengadilan Malaysia, Rabu (9/9), mendakwa 12 demonstran Muslim dengan tuduhan melakukan pelanggaran kriminal. Hal ini berawal dari tindakan 12 demonstran yang berpawai dengan sebuah kepala sapi untuk memprotes pembangunan sebuah kuil Hindu.

Ke-12 orang dari etnis Melayu itu merupakan sebagian dari 50 orang yang berdemonstrasi pada 28 Agustus dari sebuah masjid di Shah Alam, ibu kota Negara Bagian Selangor, ke Kantor Menteri Besar Selangor. Mereka membawa kepala seekor sapi yang berdarah. Sapi adalah binatang yang dianggap suci oleh penganut agama Hindu.

Kelompok itu berhenti di sebuah gerbang kantor itu. Di sana mereka menginjak-injak dan meludahi kepala sapi itu setelah mendengar pidato pemimpin mereka. Tindakan mereka direkam dengan video dan beredar di internet.

Insiden itu telah membuat marah etnis India yang mayoritas Hindu, merupakan 9 persen dari 27 juta penduduk Malaysia.

Simbol ”kebodohan”

Ke-12 demonstran itu dikenai dakwaan berkumpul secara tidak sah dan enam dari mereka juga dikenai dakwaan melakukan hasutan. Hasutan didefinisikan sebagai mendorong kehendak buruk dan permusuhan antarras. Mereka bisa diancam hukuman tiga tahun penjara dan denda 5.000 ringgit. Tindakan berkumpul secara tidak sah mempunyai ancaman hukuman maksimal 12 bulan penjara dan denda 10.000 ringgit.

Pengadilan Shah Alam membebaskan ke-12 orang itu dengan jaminan. Tanggal sidang belum ditetapkan, tetapi kasus itu akan diperiksa kembali pada 21 Oktober.

Banyak dari demonstran itu merupakan warga dari sebuah kawasan yang mayoritas Muslim Melayu di Shah Alam. Di wilayah itu, pemerintah negara bagian telah merencanakan pembangunan sebuah kuil dekat sebuah masjid.

Pembela keenam orang itu, Salehuddin Saidin, mengatakan bahwa para kliennya tidak bermaksud menghina agama lain dan membawa kepala sapi itu hanya sebagai sebuah lambang ”kebodohan” pemerintah negara bagian.

”Ini bukan pelanggaran serius. Kalau Anda melihat budaya Melayu, sapi itu sama dengan kebodohan dan tidak dimaksud untuk menghina agama lain,” katanya.

P Uthayakumar, aktivis Hindu terkemuka, menyebut alasan itu menggelikan. ”Itu alasan lemah dan tak bisa diterima. Mereka jelas menghasut orang Hindu,” katanya.

Pihak berwenang di Selangor, yang dikuasai oleh koalisi oposisi, kemudian mengatakan mereka menemukan sebuah tempat baru untuk membangun kuil itu, beberapa ratus meter dari tempat semula. (kompas/AP/Reuters/AFP/DI/Sabili)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar