Senin, 11 Mei 2009

Pengalaman Overclock, Jangan Ditiru Jika Tidak Berani Merusak Komputer

Dengan komputer lama yang berspesifikasi Inter Pentium 4 CPU 2.66Ghz dan kipas standard Intel-nya, RAM DDR 256MB PC3200 + 256MB PC2700, Motherboard ECS 865G-M8, Hardisk Maxtor 80Gb + Baracuda 40Gb slave, LG CD/DVD/RW-ROM + Samsung CD/DVD-ROM slave, Tambahan 1 kipas cassing, Power Suply Unit (PSU) 450 watt, BIOS Phoenix Technologies versi 6 keluaran Juli 2006. Memang pada awalnya saya ragu meng-overclock komputer lama ini, karena dari berbagai informasi yang saya dapat, batas overclock teraman adalah hanya 10 persen dari nilai default CPU Clock yang terdapat di seting BIOS.



Ada juga yang mengatakan, Chipset Intel hanya mampu 5 persen saja dengan kipas standard, dan informasi ini saya dapat dari forum diskusi Indonesia. Bingung mana yang benar, akhirnya dicoba juga karena penasaran sekali apakah komputer jadul ini bisa bekerja lebih kencang. Eksperimen pertama justru saya lakukan pada komputer orang lain (hehehe...), tetapi komputernya tidak mendukung overclock karena tipe chip Intel Celeron 1.80Ghz, begitu juga seting CPU Clock tidak bisa saya temukan didalam BIOS. Dari sinilah saya belajar, untuk melakukan proses Overclocking dibutuhkan chipset yang terbuka untuk di overclock (sebagian besar chip Intel Celeron yang saya temui tidak bisa di overclock), lalu versi BIOS juga harus yang terbaru dan mendukung seting overclock, tipe Motherboard juga harus mendukung, pasokan listrik dari kotak PSU yang besar, dan kenekatan anda sendiri dengan resikonya. Ada memang software khusus yang bisa meng-overclock dari dalam Windows seperti software SetFSB, tapi dukungan Motherboard harus ada didalam software tersebut.

Kembali ke komputer jadul, setingan yang saya dapat didalam BIOS komputer ini hanya terletak pada CPU CLOCK saja, padahal kata orang-orang seting PSU juga harus dirubah agar listrik bisa menopang kecepatan Prosesor yang bertambah. Tetapi saya tidak menemukan setingan listriknya, lalu menganggap jika CPU CLOCK saya naikkan mungkin seting PSU-nya otomatis naik mengikuti CPU CLOCK. Angka CPU CLOCK seting minimal adalah 133 (berarti sudah tidak bisa di Downclock), seting maksimalnya adalah 165. Jika setingnya di 133 maka kecepatan prosesor 2.66Ghz, lalu saya naikkan menjadi 142 naik sekitar 9 poin saja karena ini masih testing. Setelah di Save and Exit lalu restart, komputer jadul ini tidak bisa memasuki Windows, selalu mati. Saya menganggap masih ada yang kurang dan butuh setingan lebih lanjut, kemungkinan pasokan listrik tidak mencukupi untuk prosesor agar bekerja lebih laju. Kabel power untuk CD/DVD-ROM pun saya lepas agar jatahnya bisa digunakan oleh prosesor, begitu juga Floppy Disket Drive saya cabut, Hardisk Baracuda 40Gb pun saya lepas. Kemudian BIOS saya seting ulang, CPU CLOCK tetap di 142, lalu dinyalakan dan seperti biasanya tidak pas jika tidak mengucapkan kata "Sim Salabim Avra Kadavra!" komputer pun mampu memasuki Windows XP dan Desktop lebih cepat dari sebelumnya, lalu buru-buru memeriksa Properties MyComputer dan memang benar, kecepatan prosesor naik ke 2.85GHz yang sebelumnya hanya 2.66GHz. Semua berjalan lumayan cepat, software-software ketika dibuka tidak lagi membutuhkan waktu yang lama, Office Word terbuka sepertinya tidak sampai 2 detik. Namun suara kipas yang ada didalam komputer semakin kencang dan nyaring, mungkin efek panas yang bertambah akibat overclock, tetapi saya test dengan bermain Game Need For Speed selama 4 jam lebih nonstop dan semuanya berjalan lancar tanpa hang, freeze, restart maupun meledak dan terbakar, artinya Overclocking saya berjalan stabil dan sukses. Alhamdulillah... Tidak perlu lagi upgrade komputer.

Dari beberapa informasi yang saya dapatkan dari Overclocker, chipset Intel Pentium 4 2.66GHz yang harganya lumayan murah (sekitar 500-an ribu rupiah) sangat memungkinkan untuk di overclock hingga mendekati chipset 3.0GHz yang lebih mahal (700-an ribu rupiah). Awal tahun 2009 ini, overclocker asal Jerman tim Tomshardware mampu meng-overclock chipset Intel Core 2 Duo 2.4GHz seharga 3 juta rupiah menjadi prosesor berkecepatan 5.1GHz!, chipset Intel Core 2 Duo 2.13GHz saja harganya sudah 2 jutaan dengan perbedaan kecepatan yang kecil dengan 2.4GHz tapi perbedaan harga yang jauh sekali. Namun suksesnya mereka menembus 5.1GHz karena didukung juga oleh pendingin raksasa dengan Cairan Nitrogen untuk mendinginkan komponen komputer terutama chipset dan penyedot udara khusus untuk menarik panas yang dihasilkan oleh prosesor tersebut. Tiga tahun lalu, sempat bermunculan kabar seorang wanita asal Rusia mampu meng-overclock komputer chipset Intel Dual Core 3.0GHz menjadi 9.0GHz dengan model pendingin yang sama seperti tim Tomshardware. Orang Indonesia juga punya prestasi di dunia overclock, pada perlombaan tingkat dunia Master Overclock Arena bulan November tahun 2008 lalu di Taipei, tim Indonesia yang diwakili oleh Alva Jonathan dan Rekky mampu merebut juara pertama dengan mengalahkan 13 tim papan atas dari negara Yunani, Cina dan lainnya. Mereka pun berhak mendapatkan hadiah uang tunai 3000 dolar amerika dan satu set Motherboard MSI Eclipse SLI (Chipset Intel X85). Lumayan bukan?

Tetapi walaupun anda tidak mengikuti pertandingan tingkat dunia yang membuat grogi dan demam panggung sampai pucat tersebut, meng-overclock komputer anda ataupun komputer orang lain jika berhasil pasti akan muncul rasa senang dan lega, seperti telah berhasil mengalahkan lawan berat pada Game komputer. Tetapi ingat! Semua overclocking harus benar-benar memahami standarisasi kemampuan hardware yang seimbang terutama Chipset, Kipas, Motherboard, Power Suply, RAM dan perhitungan yang presisi. Panas komputer juga wajib diperhatikan, sirkulasi udara, pendingin yang mencukupi, dan lain-lain. Jika salah kalkulasi maka komputer anda bisa menjadi rongsokan tak berguna dan tidak ada untungnya. So, do it with youre own risk!

Coba baca juga yang ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar