Sabtu, 02 Mei 2009

Industri Musik Malaysia Kiamat

Separah apakah kehancuran industri musik di negara Malaysia? Kita bisa mengukurnya dengan melihat keputusan pemerintah Malaysia memberikan bantuan dana stimulus bagi industri-industri musik mereka sebesar 20 juta Ringgit Malaysia atau sekitar 70 milyar rupiah (kalau saya tidak salah hitung). Dana tersebut diberikan kepada industri musik agar lebih kreatif dan gencar memproduksi karya baru dari seniman dan penyanyi mereka. Sebagian pihak justru pesimis dengan stimulus tersebut, karena perusahaan industri mereka sendiri terbukti tidak profesional, dana stimulus tersebut hanya akan habis dikorupsi. Sebelumnya beredar peraturan baru bagi stasiun-stasiun radio Malaysia yang membatasi pemutaran lagu-lagu luar negeri termasuk Indonesia hanya sebesar 10 persen saja, dan memberikan kesempatan kepada musisi-musisi baru tempatan untuk menyiarkan lagu demo hasil ciptaan mereka sendiri. Penggemar musik asal Malaysia memang lebih senang mendengarkan musik dari artis Indonesia, alasan mereka cukup bervariasi seperti "lirik lagu-lagu Indonesia mudah sekali dihafal karena sangat simple" ada juga yang berkomentar "bahasa yang digunakan pada lagu Indonesia lebih romantis daripada lagu Malaysia" lalu "kreatifitas musisi band Indonesia memang terbukti lebih bagus, seperti Dewa, Nidji dan Peterpan".


Akhirnya... Ada juga yang bisa kita banggakan dari seniman-seniman muda kita. Acara perlombaan mencari talenta musisi baru pun semakin gencar dan dipromosikan oleh pemerintah Malaysia sendiri. Seperti halnya perlombaan penyanyi dangdut distasiun televisi Indonesia, hasil yang didapat atau penyanyi-penyanyi yang lahir dari kompetisi tersebut ternyata tidak terlalu disukai oleh pasar pendengar Indonesia karena tujuan acara perlombaan tersebut lebih banyak tertuju pada bagaimana entertainment acara tersebut bisa laku, jadi bukan sang penyanyi dangdut tujuannya, tapi penonton acara perlombaan. Kalaupun ada yang menyukai penyanyi hasil polesan entertainment televisi, hanya sekedar ikut-ikutan saja. Juara Indonesian Idol yang pertama saja sudah redup popularitasnya di Indonesia, padahal acara Indonesian Idol tersebut sangat meriah. Begitu juga dipertengahan bulan April yang lalu, pemerintah Malaysia memberitahukan kepada media masa internasional bahwa mereka siap mengimpor beras buatan Indonesia. Anda mungkin tidak pernah mendengarkan berita-berita seperti itu pada beberapa tahun lalu, namun sepertinya inilah titik awal bangkitnya negara kita dari ketertinggalannya terhadap negara-negara tetangga. Namun karena situasi ini masih berupa titik permulaan, disinilah juga kelemahan kita terbuka luas dan mudah di eksploitasi dan di intimidasi oleh pihak-pihak lain yang merasa dirugikan seperti industri dan artis Malaysia, lalu negara Thailand akan mendapatkan saingan bisnis impor beras dari Indonesia, dan tidak bisa dipungkiri semua ini selalu karena masalah uang. Mudah-mudahan bangkitnya citra bangsa kita ini bisa juga dinikmati oleh rakyatnya sendiri berupa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar