Kamis, 05 Februari 2009

Animator Malaysia Versus Indonesia


Ada yang menarik dikalangan remaja-remaja Malaysia, pemerintah negara tersebut ternyata telah lama mengeluarkan kebijakan pemberdayaan remaja-remaja muda untuk menekuni pendidikan animasi komputer 3 dimensi, seperti sebuah kursus terpadu gratis yang bekerjasama dengan lembaga penyiaran. Animator-animator 3D muda tersebut nantinya akan mendapatkan proyek-proyek penyiaran informasi milik pemerintah dan swasta. Ada yang mengelola iklan layanan masyarakat dari pemerintah mereka dan ada juga yang bekerja dengan produser-produser film animasi 3D lokal. Hasil animasi 3D yang mereka hasilkan memang berkualitas, walaupun tidak sebanding dengan CGI atau animasi dari Hollywood Amerika seperti film "Bee Movie" dan "Happy Feet", tetapi bisa dikatakan Animator 3D asal Malaysia sudah diatas kualitas animator negara-negara besar lainnya termasuk Indonesia. Beberapa hasil animasi yang terkenal hingga masuk ke Youtube.com adalah film animasi Upin & Ipin, film yang bercerita tentang kehidupan sebenar tingkah laku polos bocah-bocah ingusan Malaysia di kampung mereka yang melayu banget, dan berseting pada waktu bulan puasa dan hari raya ini, benar-benar mendapat dukungan banyak pihak, termasuk salah satu stasiun televisi Indonesia pernah menayangkan 6 episode film animasi anak-anak tersebut.

(Keluangman)


(Usop Sontorian)


Sebelum animasi 3D Upin & Ipin yang pantas di acungi jempol, animasi 2D juga tidak kalah hebatnya. Namun animasi 2D yang ramai disiarkan pada tahun 90-an dan awal 2000 oleh televisi Malaysia sebenarnya sudah menjadi pembelajaran awal tentang film animasi 3D mereka sekarang ini. Saya masih ingat film kartun 2D mereka yang berjudul "Usop Sontorian" dan "Keluangman", walaupun modelnya 2 Dimensi tetapi grafik film Usop Sontorian yang mereka mainkan dengan jalur cerita asli kehidupan anak-anak remaja Malaysia cukup membuat saya kagum. Begitu juga dengan film kartun Keluangman yang mencontek film Batman buatan Amerika, tetapi dikondisikan dengan situasi sebenar di Malaysia. Film animasi 2D dari Malaysia yang sebenarnya dibuat dengan software Adobe Flash tersebut telah berlalu bertahun-tahun lamanya, namun produser film kartun 2D asal Indonesia belum juga terlihat batang hidungnya, kalaupun ada hanya beberapa menit sebagai selingan saja seperti film anak-anak "Laptop si Unyil". Apalagi mengharap film animasi 3D buatan Indonesia, entah kapan bisa terwujud. Mudah-mudah tulisan singkat ini bisa menjadi 'Bahan bakar' bagi 'Lokomotif' ahli animasi 3D asli buatan Indonesia untuk menghasilkan karyanya. Kita warga Indonesia mampu meng-ekspor film-film Sinetron dan lagu-lagu buatan Indonesia ke Malaysia, dan sebenarnya film Sinetron serta lagu-lagu dari penyanyi atau Band asal Indonesia tersebut laku keras di Malaysia. Sudah saatnya kita meng-ekspor film animasi 3D asal Indonesia juga dengan ataupun tanpa bantuan Pemerintah Indonesia, kita punya banyak produser Sinetron yang setiap malam menayangkan filmnya, tentu keuntungan mereka mencukupi bagi terbentuknya Pendidikan dan Produksi film-film animasi 3D tersebut. Jika produser sinetron tidak mampu, kita punya 11 stasiun televisi swasta untuk membantu 'Proposal' ini. Soal sumber daya manusia, mungkin banyak yang belum tahu bahwa Game-game komputer banyak yang hasil ciptaan anak-anak underground asal Indonesia terutama Game Flash dan bertebaran di Internet menunggu untuk di download secara gratis. Warga Indonesia jangan hanya ahli membuat narkoba dan psikotropika atau mengkorupsi uang negara saja, walaupun secara penghasilan hal itu memang luar biasa besarnya, tapi manfaatnya tidak sebanding dengan keburukannya yang sampai mencabut nyawa orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar