Pilah-pilih Jaringan Internet

Internet Wi-Fi gratis sudah saya berikan intronya pada posting lalu, begitu juga Internet melalui GPRS dengan perangkat telpon seluler. Lalu yang mana yang paling unggul? Hmmm... Jawabannya mungkin, dua-duanya punya keunggulan dan kekurangan, jadi gunakan saja dua-duanya sesuai kebutuhan. Artinya, jika suatu saat anda membawa laptop dan kebetulan berada dalam jaringan Hotspot gratis, tentu menggunakan jaringan internet Wi-Fi yang didahulukan. Tetapi jika anda diluar jaringan Hotspot dan mata serta jari-jari anda sudah "gatal" ingin melihat-lihat apa yang ada di internet, memeriksa dan membalas E-Mail, membaca berita, gosip, lelucon, chating, atau sekedar singgah sebentar di Blog ini mencari informasi ekstra, atau menawarkan uang kepada saya (Hehehe...) anda selalu bisa membuka ponsel anda dan menjelajah ke internet. Walau ada biayanya yang membuat pulsa anda berkurang, tetapi tidak seberapa. Apalagi jika operator Indosat Mentari yang anda gunakan, dengan tarif Rp.1,- per Kilobyte saya rasa tidak perlu diperhitungkan.

Jika itu tidak cukup, kenapa tidak melakukan kedua-duanya sekaligus? Sudah sekian lama ponsel yang memiliki fitur Wi-Fi beredar di toko-toko ponsel, termasuk yang di Nunukan. Pada awalnya ponsel yang mendukung Wi-Fi hanya ada pada PDA, lalu disematkan juga pada ponsel-ponsel 'bisnesman' seperti Nokia Communicator. Tetapi harga PDA dan Communicator memang berjuta-jutaan sehingga tidak banyak orang yang berminat, tetapi sekarang anda bisa mendapatkan ponsel dengan dukungan Wi-Fi seharga Rp.1.500.000,- malah anda bisa mendapatkan yang lebih murah jika anda pandai menawar harga...

Dibawah ini adalah daftar merek ponsel yang memiliki fitur Wi-Fi yang bisa anda gunakan untuk berinternet gratis disekitar Hotspot Wi-Fi gratis, saya sertakan juga tipe dan harganya :

LG KF750 (3.9 juta)
LG KS20 (4 juta)
Motorola ZN5 (3.6 juta)
Samsung G810 (4 juta)
Samsung i600 (3 juta)
Samsung i8510-innov8 (7 juta)
Samsung i550w (3 juta)
Samsung i900 Omnia (7 juta)
Samsung i780 (3.7 juta)
Sony Ericsson F305 (1.5 juta)
Sony Ericsson P990i (2 juta second)
Sony Ericsson G700i (2.7 juta)
Sony Ericsson P1i (2.5 juta second)
Sony Ericsson G705i (3.3 juta)
Sony Ericsson Xperia X1 (8.3 juta)
Sony Ericsson W960i (3.2 juta)
Sony Ericsson G900i (3.5 juta)
Nokia N80i (1.7 juta second)
Nokia E61 (1.7 juta second)
Nokia N92 (2 juta second)
Nokia N91 Music Edition (2.4 juta second)
Nokia E51 (2.5 juta)
Nokia N93 (2 juta second)
Nokia E65 (1.7 juta second)
Nokia 5320 Xpress Music (2.3 juta)
Nokia 9300i (2 juta second)
Nokia N93i (2.5 juta second)
Nokia N70 Music Edition (2.1 juta)
Nokia 9500 (1.9 juta second)
Nokia 5610 (2.6 juta)
Nokia N78 (3.2 juta)
Nokia E61i (2.5 juta second)
Nokia N81 8GB (3.6 juta)
Nokia 5800 Xpress Music (4.1 juta)
Nokia N85 (5.3 juta)
Nokia N79 (4.3 juta)
Nokia E66 (4.4 juta)
Nokia 8800 Carbon Arte (16.5 juta)
Nokia E71 (4.9 juta)
Nokia E90 (7.4 juta)
Nokia N82 (4.1 juta)
Nokia N95 (4.3 juta)
Nokia N95 8GB (5.3 juta)
Nokia N96 (7.2 juta)
Nokia 8800 Sapphire Arte (14.5 juta)

Dari daftar tersebut, yang termurah adalah ponsel Sony Ericsson F305 dengan kisaran harga Rp.1.500.000,-. Tapi anda hanya bisa menggunakan browser dengan dukungan Java saja seperti UcWeb, TeaShark dan Opera Mini. Untuk ponsel Nokia N81 dan diatasnya, anda bisa mencoba browser Fennec dari Mozilla. Fennec sampai tulisan ini dibuat masih dalam versi Alpha, rencana mereka versi Beta sudah dilepas pertengahan tahun 2009. Fennec adalah versi mobile dari browser komputer Firefox, dikembangkan oleh non-profit dan open source Mozilla, jadi seperti halnya Firefox, anda bisa menambahkan Add-on kedalam Fennec untuk menambah kegunaannya seperti Add-on pemblokir iklan Flash atau Add-on Download Manager. Sedangkan untuk tipe ponsel yang lainnya yang memiliki sistem operasi Symbian, anda bisa menggunakan Skyfire. Ada juga browser Opera Mobile versi 9 untuk ponsel Symbian. Opera memiliki tiga browser untuk perangkat yang berbeda, ada browser 'Opera' untuk komputer, lalu 'Opera Mobile' untuk ponsel Symbian, dan 'Opera Mini' untuk ponsel Java. Opera Mobile sebenarnya aplikasi yang berbayar dengan versi demo 30 hari, tetapi jika anda beruntung, anda dapat menemukan versi Crack-nya melalui bantuan Google atau Google Mobile. Dengan Crack Opera Mobile, demo 30 hari telah dihilangkan ada juga tempat download yang sekaligus menyertakan Key-nya.

Selain Wi-Fi dan GPRS, pilihan lainnya ada banyak sebenarnya seperti Wi-Max, EDGE dan 3G tetapi ketiga jalur internet berkecepatan tinggi ini masih belum tersedia di Nunukan. Malah untuk Wi-Max yang sebenarnya adalah perkembangan dari Wi-Fi dan mampu memancarkan sinyal Hotspot sampai radius 500 kilometer, belum tersedia di Indonesia. Jaringan Wi-Max pernah di implementasikan sewaktu kota Aceh di telan Tsunami. Pasca Tsunami di Aceh dan wilayah lainnya, peralatan komunikasi keluar masuk lokasi bencana hampir seluruhnya hancur. Hanya telpon satelit yang dapat tembus tetapi dengan biaya yang selangit mahalnya. Kalau tidak salah, aktifis dari Australia lah yang pertama kali memasang jaringan Wi-Max bagi warga korban bencana Tsunami di Aceh agar dapat melakukan komunikasi suara ke daerah luar melalui VoIP (Voice over Internet Protocol) dan mengabarkan kondisi mereka kepada orang lain, bahkan jaringan ini jugalah yang membantu para wartawan lokal dan internasional mengirim berita ke kantor pusat mereka masing-masing. Setelah komunikasi PSTN Telkom dan perusahaan Selular diperbaiki dan beroperasi kembali, Wi-Max terpaksa dicabut karena ditakutkan akan membuat perusahaan PSTN dan Selular gulung tikar alias kalah dalam persaingan. Sampai sekarang izin penerapan teknologi Wi-Max belum disetujui di Indonesia, alasannya untuk melindungi perusahaan telekomunikasi dalam negeri. Wajar saja keputusan itu diambil, perusahaan telekomunikasi dalam negeri seperti Telkom, Indosat, Telkomsel, Bakrie Telkom, dan lain-lain saat ini masih menjadi salah satu penopang ekonomi bangsa kita, walaupun sebagian saham perusahaan tersebut dimiliki oleh perusahaan SingTel dari Singapura namun tetap saja pengaruh perusahaan-perusahaan tersebut masih sangat dibutuhkan oleh ekonomi bangsa kita, lagipula sudah muncul usaha-usaha dari perusahaan lokal untuk membeli kembali (Buy-Back) saham-saham yang dikuasai oleh luar negeri seperti SingTel dengan alasan kartu mati yaitu SingTel melanggar peraturan Monopoli Pasar. Semoga saja aksi Buy-Back tersebut berhasil sehingga bangsa kita bisa merasakan "Kemerdekaan" yang sesungguhnya dari "Jajahan" negara asing.