Muhammad Fachry, Pemimpin Redaksi Ar Rahmah Media, mencurigai penahanan atasannya, Mohammad Jibril, terkait dengan pemberitaan yang selama ini dilakukan. Jibril merupakan pendiri dan pemimpin Ar Rahmah Media.
Hal ini dikatakan Fachry saat ditemui di Masjid Al Munawarrah, Komplek Witanaharja, Pamulang, Tangerang Selatan, Rabu, 26 Agustus 2009. "Mungkin polisi gerah atau gimana. Ada juga yang mengatakan ini situs teroris. Saya yakin dugaannya memang seperti itu (terkait dengan pemberitaan)," kata dia.
Fachry juga menduga penahanan Jibril merupakan cara untuk menutup Ar Rahmah Media secara tidak langsung. "(Polisi) Tidak bisa menyetop karena Ar Rahmah legal. Sehingga pimpinannya dikait-kaitkan dengan teroris," kata Fachry.
Alasan penahanan Jibril oleh Polisi karena mendanai kegiatan terorisme, menurut Fachry, tidak masuk akal. Karena selama ini Jibril dengan Fachry mengelola Ar Rahmah Media dengan dana yang tidak besar.
"Kami saja masih kesulitan dana. Logikanya, kalau memang Jibril punya banyak uang, lebih baik untuk menguatkan Ar Rahmah Media. Tidak ada duit kok, tapi bisa biayai teroris," kata Fachry.
Selama ini Ar Rahmah Media memang fokus dalam membuat media yang banyak memberitakan jihad. Bentuk media yang dihasilkan Ar Rahmah Media antara lain VCD tentang jihad, majalah Jihad Magz, poster jihad, buku, dan situs arrahmah.com.
Bahkan situs arrahmah.com pernah membuat kontroversi ketika memuat foto jenazah Imam Samudra setelah dieksekusi. Kemudian arrahmah.com juga memuat foto jenazah Air Setiawan sebelum dimakamkan di Solo.
Malam tadi, polisi juga menggeledah kantor redaksi Ar Rahmah di daerah Bintaro, Jakarta Selatan. Polisi membawa beberapa unit CPU dan seperangkat komputer. [sumber : vivanews]
Hal ini dikatakan Fachry saat ditemui di Masjid Al Munawarrah, Komplek Witanaharja, Pamulang, Tangerang Selatan, Rabu, 26 Agustus 2009. "Mungkin polisi gerah atau gimana. Ada juga yang mengatakan ini situs teroris. Saya yakin dugaannya memang seperti itu (terkait dengan pemberitaan)," kata dia.
Fachry juga menduga penahanan Jibril merupakan cara untuk menutup Ar Rahmah Media secara tidak langsung. "(Polisi) Tidak bisa menyetop karena Ar Rahmah legal. Sehingga pimpinannya dikait-kaitkan dengan teroris," kata Fachry.
Alasan penahanan Jibril oleh Polisi karena mendanai kegiatan terorisme, menurut Fachry, tidak masuk akal. Karena selama ini Jibril dengan Fachry mengelola Ar Rahmah Media dengan dana yang tidak besar.
"Kami saja masih kesulitan dana. Logikanya, kalau memang Jibril punya banyak uang, lebih baik untuk menguatkan Ar Rahmah Media. Tidak ada duit kok, tapi bisa biayai teroris," kata Fachry.
Selama ini Ar Rahmah Media memang fokus dalam membuat media yang banyak memberitakan jihad. Bentuk media yang dihasilkan Ar Rahmah Media antara lain VCD tentang jihad, majalah Jihad Magz, poster jihad, buku, dan situs arrahmah.com.
Bahkan situs arrahmah.com pernah membuat kontroversi ketika memuat foto jenazah Imam Samudra setelah dieksekusi. Kemudian arrahmah.com juga memuat foto jenazah Air Setiawan sebelum dimakamkan di Solo.
Malam tadi, polisi juga menggeledah kantor redaksi Ar Rahmah di daerah Bintaro, Jakarta Selatan. Polisi membawa beberapa unit CPU dan seperangkat komputer. [sumber : vivanews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar